Dusun Mangempang, Kab. Maros, Indonesia – Dalam rangka mengisi liburan, Pesantren Matahari mengadakan study tour yang bertemakan “Studi Wisata Perluasan Wawasan”. Tur ini diikuti oleh empat belas orang rombongan yang terdiri dari sembilan orang santri/santriwati dan guru sekolah. Kegiatan ini berlangsung selama 8 hari, mulai dari tanggal 26 Juni hingga 3 Juli 2024, dengan tujuan utama memberikan pengalaman edukatif dan rekreasi bagi santri-santri mereka.
Perjalanan Dimulai
Rombongan berangkat dari Pesantren Matahari di Maros menuju Surabaya melalui jalur laut menggunakan kapal motor (KM) PELNI Dorolonda. Perjalanan laut ini memakan waktu sekitar 1 hari dan memberikan kesempatan bagi para santri untuk menikmati pemandangan laut serta mempelajari navigasi dasar. Hampir sebagian besar rombongan baru pertama kali menaiki kapal seperti ini sehingga ini sangat menyenangkan. KM. Dorolonda mulai meninggalkan pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar menuju Tanjung Perak Surabaya pukul 16:00 WITA. Selama di atas kapal semuanya terlihat bahagia, hanya dua orang guru saja yang sedikit agak mabuk laut karena belum pernah berlayar sebelumnya.
Tiba di Surabaya: Awal Petualangan di Pulau Jawa
Setibanya di Surabaya, rombongan mengunjungi beberapa ikon kota Surabaya, namun tidak singgah terlalu lama karena harus melanjutkan perjalanan ke Jakarta dengan menggunakan kereta api di Stasiun Pasar Turi. Jadwal kereta dari Surabaya ke Jakarta pukul 22:00 WIB. Perjalanan darat dengan menggunakan kereta api membutuhkan waktu kurang lebih 10 jam. Perjalan ini pun sangat menyenangkan, setiap rombongan dapat melihat stasiun-stasiun singgahan kereta tersebut mulai dari Jawa Timur (Surabaya) hingga Jakarta. Apalagi keesokan harinya, pemandangan alam persawahan, pegunungan, dan perkotaan sepanjang Pulau Jawa dinikmati semuanya melalui jendela kereta tersebut.
Eksplorasi Jakarta
Rombongan tiba pukul 09:00 WIB di Stasiun Pasar Senen, Jakarta. Dari stasiun, rombongan dijemput oleh Ibu Mila, sebagai pemandu tur, bergerak menuju kawasan kuliner Nasi Kapau Kramat Jaya untuk sarapan terlebih dahulu sebelum menuju ke penginapan untuk beristirahat sejenak.
Pada sore hari, kegiatan pertama di Jakarta ialah mengikuti pelatihan pemanfaatan teknologi informasi bagi santri dan guru yang diselenggarakan oleh panitia lokal di Aryaduta Suites Semanggi. Pelatihan ini berlangsung hingga malam hari di mana para santri dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan IT untuk belajar agar dapat lebih cerdas lagi mengeksplorasi ilmu pengetahuan yang saat ini sangat mudah didapatkan. Sementara bagi para guru, pelatihan ini menambah wawasan mereka dalam memanfaatkan IT dalam pembelajaran. Pelatihan ini sungguh bermanfaat bagi para santri dan guru yang insya Allah akan diterapkan di Pesantren Matahari sepulang dari tur ini.

Esok harinya, setelah sarapan pagi, rombongan mengikuti tur keliling Jakarta, mulai ke Bundara Hotel Indonesia (HI), melihat gedung-gedung pencakar langit sepanjang Jalan. H. M. Thamrin dan Sudirman. Dari situ, selanjutnya rombongan bergerak ke Museum Gajah. Di Museum ini para santra dan guru melihat berbagai peninggalan pra/sejarah yang menjadi koleksi museum. Seluruh rombongan terlihat sangat senang dan mendapatkan banyak wawasan baru tentang zaman pra/sejarah di Indonesia. Bahkan mereka dapat menyentuh langsung beberapa peninggalan kuno tersebut.
Selepas dari museum, rombongan selanjutnya bergerak menuju Masjid Istiqlal. Di masjid ini rombongan salat Jum’at. Setelah salat, mereka diarahkan ke pelataran dan melihat bahwa di sebelah masjid ini ada Gereja Katedral, gereja tertua di Indonesia. Di sini dipesankan kepada santri bahwa di Indonesia bukan hanya agama Islam saja pendudukunya, tetapi sejak dulu hingga sekarang ada agama-agama lain yang hidup berdampingan dengan penganut agama Islam. Sehingga sikap moderat harus ditunjukkan dalam masyarakat yang majemuk seperti di Indonesia. Dari Masjid Istiqlal, selanjutnya rombongan santap siang di sekitar kawasan tersebut.
Tidak jauh dari lokasi masjid, para rombongan juga masuk ke dalam area Monumen Nasional atau dikenal dengan nama Monas. Beberapa santri ada yang naik ke ujung tugu Monas menikmati 360 derajat Kota Jakarta. Pengalaman ini sunggu menyenangkan bagi semuanya.
Keesokan harinya hari kedua tur dilanjutkan ke berapa tempat, seperti Pulau Reklamasi Indah Kapus (PIK) 2. Di sini para santri melihat area yang dulunya lautan diubah menjadi daratan yang luas yang menjadi dari perkotaan baru di pinggiran laut Jakarta. Dari PIK 2 dilanjutkan ke Jakarta International Stadium (JIS). Di stadion yang terlihat megah ini para santri menyempatkan diri melihat rumput lapangan dan berfoto di sekitar area stadiun. Mereka sangat senang, karena selama ini hanya bisa menyaksikan di televisi kini dapat melihat langsung stadiun yang biasa digunakan Tim Nasional Indonesia sepakbola bermain.
Selain tempat tersebut, rombongan juga menggunakan berbagai jenis transportasi yang ada di Jakarta, seperti KRL, Busway, dan MRT. Pengalaman ini hanya dapat dirasakan di Jakarta saja, karena banyak daerah lainnya belum memiliki transportasi demikian.
Hari ketiga, hari Ahad, artinya kawasan Thamrin dan Sudirman dan beberapa tempat lainnya merupakan hari Car Free Day, hari bebas kendaraan. Rombongan pun menikmati berjalan di kawasan tersebut tanpa melihat kendaraan mobil dan motor. Hanya ramai pejalan kaki dan pesepeda saja. Berjalan di jalan raya yang lebar dan panjang di tengah-tengah gedung-gedung pencakar langit merupakan pengalaman yang menyenangkan.

Dari sana, rombongan bergerak menuju Taman Marga Satwa Ragunan. Di sini santri dapat melihat berbagai macam satwa. Bahkan satwa liar seperti harimau, zebra, jerapah, dan buaya ada di kawasan ini yang memang sangat luas areanya. Selain satwa, di kawasan Ragunan rombongan juga melihat berbagai macam flora. Dari Ragunan, rombongan langsung bergerak menuju Bandung, Jawa Barat.
Hari keempat, rombongan berkunjung ke salat satu pesantren di Bandung, yakni Pondok Pesantren Al-Ittifaq. Di sini rombongan melakukan benchmarking dengan diajak oleh pembina pesantren tersebut melihat agroeduwisata Pondok Pesantren Al-Ittifaq. Dari kunjungan tersebut, rombongan melihat bagaimana sistem pendidikan di pondok tersebut serta proses pengembangan bisnis di lingkungan pondok. Selepas benchmarking, rombongan berjalan menuju kebun-kebun yang merupakan milik pesantren tersebut. Ada banyak wawasan lain yang diperoleh dari kunjungan ke pondok pesantren ini.
Dari pondok pesantren Al-Ittifaq, rombongan melakukan tur di sekitar Kota Bandung. Di antara tempat yang dikunjungi ialah Gedung Konferensi Asia Afrika, Masjid Bandung, dan beberapa tempat terkenal lainnya. Dari sana, rombongan kembali lagi ke Jakarta. Karena masih ada beberapa tempat lain lagi yang akan dikunjungi di Jakarta, seperti Pekan Raja Jakarta (PRJ), Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Sea World Ancol, dan lain-lain sebelum akhirnya kembali ke Makassar.
Kegiatan “Tour of Java” yang padat akan kegiatan ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengalaman, serta mempererat kebersamaan di antara santri Pesantren Matahari. Dengan pengalaman yang beragam dari perjalanan ini, diharapkan para santri dapat lebih menghargai keragaman budaya, suku, agama, dan sejarah Indonesia. Dan yang paling utama ialah para santri mampu menggunakan wawasan tersebut sebagai bekal untuk membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih baik lagi, berguna bagi lingkungannya.